Berdirinya Gereja BNKP Sisarahili, itu tidak terlepas dari
hasil penginjilan yang dilakukan oleh sebuah lembaga Misi RMG (Rheinische Missions Gesselschaft)
dari Jerman yang mengutus Ernst
Ludwig Denninger, salah seorang lulusan Bassel Missions Seminarie
di Jerman. Ernst Ludwig Denninger Masuk di Pulau Nias dan berlabuh
di Gunung Sitoli Pada Tanggal 27 September 1865. Dan di Gunung Sitoli mereka
mendirikan Pos Penginjilan. Dan perlahan-lahan menjangkau daerah-daerah yang
ada di kepulauan Nias. Dan inilah sejarah latar belakang masuknya injil di
daerah Sisarahili sampai dengan berdirinya Gereja BNKP Sisarahili adalah
sebagai berikut:
Pada
Tahun 1899, Seorang Misionaris datang ke Hiligoe (Sebelum diganti namanya
menjadi Sisarahili), Misionaris tersebut bernama Sporket yang diutus dari
Gunung Sitoli. Tetapi Warga desa Sisarahili tidak menerima kedatangan beliau,
karena pada waktu itu penyembahan berhala di Hiligoe sangat kuat. Karena Warga
Hiligoe tidak menerima Sporket, akhirnya beliau melanjutkan perjalanannya
meninggalkan Hiligoe menuju Lölömboli Moro’ö ± 10 Km,
jaraknya dari Hiligoe.
Kemudian,
Pada tahun 1906 datang lagi seorang Misionaris utusan dari Gunungsitoli yang
bernama: Bassfelt, untuk memberitakan Injil kepada Warga Hiligoe, tetapi sama
juga hasilnya nol besar, karena warga Hiligoe tidak menerimanya. Kemudian
beliau pergi meninggalkan Hiligoe dan melanjutkan perjalannya ke Lölömoyo ± 2.Km
jauhnya dari Hiligoe. Dan di Lölömoyo tuan Bassfelt
disambut dengan baik oleh ketua Adat yang bernama Ama[1]
Mbohou.
Pada
tahun 1910 terjadi persengkokolan antara Desa Tetehösi, Hiligoe, dan Beberapa
desa Sekitar untuk membunuh MARASUSI[2]
yang menjajah Nias pada waktu itu, mereka dibunuh di rumah kepala Kampung Hili
Tetehesi. Marasusi yang dibunuh berjumlah 11 orang. pada tahun 1913, konflik antara Marasusi dan warga Desa
diperdamaikan, dan nama Hiligoe diganti menjadi Sisarahili. Dan pada tahun itu
juga warga Desa Sisarahili menerima Injil dan mau menjadi orang Kristen, dan mereka dibaptis oleh Tuan
N. Lageman dari Lölömoyo, berikut ini nama orang-orang yang dibaptis pertama sekali di Sisarahili
yaitu:
1. Atumbukha
Gulö (Ama Gole dari
Sisarahili)
2. Faomaniha
Gulö (Ama Zaloso dari
Sisarahili)
3. Ngona
Gulö (Ama Walih
Gulöwa dari Zuzundrao)
4.
Faelumböwö Gulö (Ama Zati’i dari Lölömoyo Side-ide)
5.
Waro
Gulö (Ama Wangöli
dari Tetehösi)
6.
Ndrali Gulö (Ama Wahuwu)
Semua
Jumlah yang dibaptis oleh Tuan N.Lageman sebanyak 6 kepala Keluarga, berjumlah
27 orang, yang tidak satu-persatu disebutkan dan dituliskan Anggota keluarganya.
Kemudian
pada tahun 1914, Gereja pertama didirikan di Sisarahili oleh Tuan N. Lageman,
tepat di Persimpangan Arah Zuzundrao dan Hilimaöga, atau ditempat Patung
Tekhemböwö saat ini. Pada tahun 1915 Tuan N. Lageman memilih seorang Sinenge
(Rasul) diantaranya adalah Ta,aroni, Alui, dan Wania Ama Zimeoni Ndraha. Pada
tahun 1916 terjadi pertobatan besar-besaran (Fangesa dödö Sebua) sehingga warga
desa Sisarahili menjadi bertobat. Dan pada Tahun 1918 Sinenge (Rasul) digantikan oleh Tahamböwö Gulö atau Ama Meria
Sisarahili dan yang membantu beliau adalah Samueli. Pada tahun 1919 Sisarahili
ditetapkan sebagai Resort dan Pendeta yang pertama diangkat adalah Pdt. Faedogö
Zebua atau Ama Nosida Zebua, Sampai tahun 1928.
Pada
tahun 1928, Rasul Tahambowo
pensiun dan digantikan oleh Mesakhi/Ama
Wilina. Dan pada tahun 1928 datang seorang Pendeta yang bernama Pdt Filemo Gulo/Ama Ga’uzi dari Löl- ömboli Moro’ö. Pada
tahun 1933 Fatimba Gulö/Ama Afolo menjadi Rasul sampai pada tahun 1969. Pada
tahun 1935, berdiri lagi Gereja yang didirikan oleh Tuan Schenider. Pada tahun
1946 di jaman Pdt. Fangöli Gulö/Ama Wati’Aro, mereka mengadakan rapat besar dan putusan rapat itu adalah Desa
Tetöhösi memisahkan diri dari Gereja BNKP Sisarahili dan juga dusun Hoe
memisahkan diri dan menjadi Katholik pada tahun 1949 yang dipimpin oleh Ama
Zaba.
Pada
tahun 1954, berdirilah Gereja BNKP Sisarahili dan disahkan pada tanggal
17-03-1959 pada masa Pdt Eliakim Harefa/Ama Dema Harefa. Pada tahun 1963 Pdt Eliakim
pindah dan yang menggantikannya adalah Pdt Fondröni Gulö (1963-1968). Pdt
Fondröni digantikan oleh Pdt. Fanötöna Waruwu/Ama Gawa’ö. Dan kemudian
digantikan oleh Alui Maru’ao. Sampai tahun 1977. Karena Rasul Ama Afolo Gulö
telah pension, dan dia digantikan oleh Rasul Ama Baza/Amakhoita Gulö dari
Simaeasi. Pada tahun 1975-1978 Ngaewagö Gulö yang menjadi Rasul.
Pada
tahun 1979 Gereja BNKP Sisarahili mengalami perpecahan, menjadi 4 gereja ada
yang menjadi Gereja ONKP (Orahua Niha Keriso Protestan) sehingga Gereja BNKP
Jemaat Sisarahili yang masih setia tinggal 40 kepala keluarga. meskipun pada
akhirnya mereka kembali lagi menjadi Jemaat Gereja BNKP Sisarahili. Pada tahun
1980 Pdt. S.B. Zega, SmTh. Dan digantikan oleh Pdt. Drs. Sozisökhi Lase dan
yang menjadi Rasul adalah pada waktu itu Yosefo Gulö/Ama Wati Lölömoyo
Side-Ide. Pada Tahun 1983 Pdt. S. Lase, pindah dan yang menggantikannya adalah
Pdt. S. Waruwu dan Nahali Gulö yang menjadi Rasul waktu itu sampai 1991. Di
tahun 1991 dia berhenti dan digantikan oleh Eferoni Gulö/Ama Dewi dari
Hiliwalo’o I. Sebelum Rasul Eferoni dan
sudah duluan ada yang menjabat sebagai Rasul di Desa Sisarahili yaitu:
Yasomböwö Gulö/Ama Yuli sekitar setahun sementara Harefago Gulö/Ama Renu.
menuntut ilmu disekolah Kerasulan. Setelah Eferoni Pindah dia digantikan oleh Guru
jemaat Harefago Gulö. Dan pada tanggal 21 Februari 1999 Harefagö Gulö menjadi
Rasul di Jemaat Tetehösi dan yang menggantikan
dia Redieli Gulö/Ama Wenti Gulö. Dan Pendeta di Distrik di Mandrehe
masih tetap dan belum diganti. Pada tanggal 3 Juli 2005 yang menjadi Pdt di
BNKP Sisarahili adalah Pdt. Atisama Zega, B.Th. dan Redieli Gulö berhenti. Dan
pada tanggal 21 September 2007, Jemaat Sisarahili menjadi satu Distrik
Persiapan, dan Pdt. Atisama Zega, B.Th yang diangkat menjadi Pendeta Distriknya
sampai sekarang.[3]
Blogger Ini dibuat oleh : David Rius Gulo
[1] Kata Ama adalah kata Panggilan untuk orang
yang sudah menikah dan mempunyai anak, dan nama anak pertama/sulung yang
diangkat menjadi nama panggilan mereka. Contohnya Alex Zai menikah dan
mempunyai anak pertama bernama Nahor maka panggilan untuk Alex Zai tadi diganti
menjadi Ama Nahor Zai
[2] Marasusi Artinya Tentara
Belanda.
[3] Diktat, Sejarah Latar Belakang
Gereja BNKP Sisarahili, Bagian II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar