Senin, 01 April 2013

BNKP SISARAHILI

Berdirinya Gereja BNKP Sisarahili, itu tidak terlepas dari hasil penginjilan yang dilakukan oleh sebuah lembaga Misi RMG (Rheinische Missions Gesselschaft) dari Jerman yang mengutus Ernst Ludwig Denninger, salah seorang lulusan  Bassel Missions Seminarie di Jerman. Ernst Ludwig Denninger Masuk di Pulau Nias dan berlabuh di Gunung Sitoli Pada Tanggal 27 September 1865. Dan di Gunung Sitoli mereka mendirikan Pos Penginjilan. Dan perlahan-lahan menjangkau daerah-daerah yang ada di kepulauan Nias. Dan inilah sejarah latar belakang masuknya injil di daerah Sisarahili sampai dengan berdirinya Gereja BNKP Sisarahili adalah sebagai berikut:
Pada Tahun 1899, Seorang Misionaris datang ke Hiligoe (Sebelum diganti namanya menjadi Sisarahili), Misionaris tersebut bernama Sporket yang diutus dari Gunung Sitoli. Tetapi Warga desa Sisarahili tidak menerima kedatangan beliau, karena pada waktu itu penyembahan berhala di Hiligoe sangat kuat. Karena Warga Hiligoe tidak menerima Sporket, akhirnya beliau melanjutkan perjalanannya meninggalkan Hiligoe menuju Lölömboli Moro’ö ± 10 Km,  jaraknya dari Hiligoe.
Kemudian, Pada tahun 1906 datang lagi seorang Misionaris utusan dari Gunungsitoli yang bernama: Bassfelt, untuk memberitakan Injil kepada Warga Hiligoe, tetapi sama juga hasilnya nol besar, karena warga Hiligoe tidak menerimanya. Kemudian beliau pergi meninggalkan Hiligoe dan melanjutkan perjalannya ke Lölömoyo ± 2.Km  jauhnya dari Hiligoe. Dan di Lölömoyo tuan Bassfelt disambut dengan baik oleh ketua Adat yang bernama Ama[1] Mbohou.
Pada tahun 1910 terjadi persengkokolan antara Desa Tetehösi, Hiligoe, dan Beberapa desa Sekitar untuk membunuh MARASUSI[2] yang menjajah Nias pada waktu itu, mereka dibunuh di rumah kepala Kampung Hili Tetehesi. Marasusi yang dibunuh berjumlah 11 orang. pada tahun  1913, konflik antara Marasusi dan warga Desa diperdamaikan, dan nama Hiligoe diganti menjadi Sisarahili. Dan pada tahun itu juga warga Desa Sisarahili menerima Injil dan mau menjadi  orang Kristen, dan mereka dibaptis oleh Tuan N. Lageman dari Lölömoyo, berikut ini nama orang-orang  yang dibaptis pertama sekali di Sisarahili yaitu:
1.      Atumbukha Gulö                (Ama Gole dari Sisarahili)
2.      Faomaniha Gulö                 (Ama Zaloso dari Sisarahili)
3.      Ngona Gulö                        (Ama Walih Gulöwa dari Zuzundrao)
4.      Faelumböwö Gulö              (Ama Zati’i dari Lölömoyo Side-ide)
5.       Waro Gulö                        (Ama Wangöli dari Tetehösi)
6.      Ndrali Gulö                        (Ama Wahuwu)
Semua Jumlah yang dibaptis oleh Tuan N.Lageman sebanyak 6 kepala Keluarga, berjumlah 27 orang, yang tidak satu-persatu disebutkan dan dituliskan Anggota keluarganya.
Kemudian pada tahun 1914, Gereja pertama didirikan di Sisarahili oleh Tuan N. Lageman, tepat di Persimpangan Arah Zuzundrao dan Hilimaöga, atau ditempat Patung Tekhemböwö saat ini. Pada tahun 1915 Tuan N. Lageman memilih seorang Sinenge (Rasul) diantaranya adalah Ta,aroni, Alui, dan Wania Ama Zimeoni Ndraha. Pada tahun 1916 terjadi pertobatan besar-besaran (Fangesa dödö Sebua) sehingga warga desa Sisarahili menjadi bertobat. Dan pada Tahun 1918 Sinenge (Rasul)  digantikan oleh Tahamböwö Gulö atau Ama Meria Sisarahili dan yang membantu beliau adalah Samueli. Pada tahun 1919 Sisarahili ditetapkan sebagai Resort dan Pendeta yang pertama diangkat adalah Pdt. Faedogö Zebua atau Ama Nosida Zebua, Sampai tahun 1928.
Pada tahun 1928, Rasul Tahambowo  pensiun dan digantikan oleh Mesakhi/Ama Wilina. Dan pada tahun 1928 datang seorang Pendeta yang bernama Pdt Filemo Gulo/Ama Ga’uzi dari Löl- ömboli Moro’ö. Pada tahun 1933 Fatimba Gulö/Ama Afolo menjadi Rasul sampai pada tahun 1969. Pada tahun 1935, berdiri lagi Gereja yang didirikan oleh Tuan Schenider. Pada tahun 1946 di jaman Pdt. Fangöli Gulö/Ama Wati’Aro, mereka mengadakan  rapat besar dan putusan rapat itu adalah Desa Tetöhösi memisahkan diri dari Gereja BNKP Sisarahili dan juga dusun Hoe memisahkan diri dan menjadi Katholik pada tahun 1949 yang dipimpin oleh Ama Zaba.
Pada tahun 1954, berdirilah Gereja BNKP Sisarahili dan disahkan pada tanggal 17-03-1959 pada masa Pdt Eliakim Harefa/Ama Dema Harefa. Pada tahun 1963 Pdt Eliakim pindah dan yang menggantikannya adalah Pdt Fondröni Gulö (1963-1968). Pdt Fondröni digantikan oleh Pdt. Fanötöna Waruwu/Ama Gawa’ö. Dan kemudian digantikan oleh Alui Maru’ao. Sampai tahun 1977. Karena Rasul Ama Afolo Gulö telah pension, dan dia digantikan oleh Rasul Ama Baza/Amakhoita Gulö dari Simaeasi. Pada tahun 1975-1978 Ngaewagö Gulö yang menjadi Rasul.
Pada tahun 1979 Gereja BNKP Sisarahili mengalami perpecahan, menjadi 4 gereja ada yang menjadi Gereja ONKP (Orahua Niha Keriso Protestan) sehingga Gereja BNKP Jemaat Sisarahili yang masih setia tinggal 40 kepala keluarga. meskipun pada akhirnya mereka kembali lagi menjadi Jemaat Gereja BNKP Sisarahili. Pada tahun 1980 Pdt. S.B. Zega, SmTh. Dan digantikan oleh Pdt. Drs. Sozisökhi Lase dan yang menjadi Rasul adalah pada waktu itu Yosefo Gulö/Ama Wati Lölömoyo Side-Ide. Pada Tahun 1983 Pdt. S. Lase, pindah dan yang menggantikannya adalah Pdt. S. Waruwu dan Nahali Gulö yang menjadi Rasul waktu itu sampai 1991. Di tahun 1991 dia berhenti dan digantikan oleh Eferoni Gulö/Ama Dewi dari Hiliwalo’o I. Sebelum Rasul Eferoni dan  sudah duluan ada yang menjabat sebagai Rasul di Desa Sisarahili yaitu: Yasomböwö Gulö/Ama Yuli sekitar setahun sementara Harefago Gulö/Ama Renu. menuntut ilmu disekolah Kerasulan. Setelah Eferoni Pindah dia digantikan oleh Guru jemaat Harefago Gulö. Dan pada tanggal 21 Februari 1999 Harefagö Gulö menjadi Rasul di Jemaat Tetehösi dan yang menggantikan  dia Redieli Gulö/Ama Wenti Gulö. Dan Pendeta di Distrik di Mandrehe masih tetap dan belum diganti. Pada tanggal 3 Juli 2005 yang menjadi Pdt di BNKP Sisarahili adalah Pdt. Atisama Zega, B.Th. dan Redieli Gulö berhenti. Dan pada tanggal 21 September 2007, Jemaat Sisarahili menjadi satu Distrik Persiapan, dan Pdt. Atisama Zega, B.Th yang diangkat menjadi Pendeta Distriknya sampai sekarang.[3]
Blogger Ini dibuat oleh : David Rius Gulo


[1]  Kata Ama adalah kata Panggilan untuk orang yang sudah menikah dan mempunyai anak, dan nama anak pertama/sulung yang diangkat menjadi nama panggilan mereka. Contohnya Alex Zai menikah dan mempunyai anak pertama bernama Nahor maka panggilan untuk Alex Zai tadi diganti menjadi Ama Nahor Zai
[2] Marasusi Artinya Tentara Belanda.
[3] Diktat, Sejarah Latar Belakang Gereja BNKP Sisarahili, Bagian II.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar